Bar Upside

Dasar Teori Investasi

Dasar Teori
Investasi merupakan salah satu bentuk penanaman modal yang dilakukan dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Atas hal itulah maka dalam melakukan investasi dilakukanlah evaluasi perhitungan keekonomian dengan beberapa parameter yang dihasilkan antara lain Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Discounted Payback Period (Disc. PP), Profitability Index (PI).
Sebagai gambaran umum, sebelum menghasilkan parameter keekonoian tersebut diatas, ada 3 (tiga) factor utama dalam penyusunan evaluasi perhitungan keekonomian antara lain :

Nilai Investasi
Nilai investasi adalah besarnya nilai penanaman modal yang dilakukan perusahaan kedalam proyek tersebut.

Revenue
Revenue adalah pendapatan yang dihasilkan dari terlaksananya investasi tersebut. Revenue yang dhasilkan bisa diperoleh dari adanya peningkatan hasil produksi atau dari penghematan biaya operasi. Sebagai contoh: apabila investasi dilakukan dengan mengganti pompa air dari kapasitas 500 GPM menjadi 750 GPM maka revenue disini masuk dalam kelompok peningkatan hasil produksi dalam hal ini kenaikan 250 GPM. Selain itu jika investasi dilakukan dengan melakukan pembelian mobil dibandingkan sewa mobil maka investasi tersebut dikelompokkan kedalam penghematan biaya operasi.
Cost
Cost adalah pengeluaran yang dihasilkan dari terlaksananya investasi tersebut. Cost didalamnya juga termasuk Pajak (Tax), Asuransi (Insurance), dll.
Dari ketiga faktor utama diatas makadapat dilakukanlah evaluasi perhitungan keekonomian sebagai berikut :

Net Present Value (NPV)
NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukkan yang telah didiskon dengan menggunakan Weighted Average Cost of Capital (WACC) sebagai diskon faktor, atau dengan kanta lain merupakan arus kas yang diperkirakan    pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini.
Rumus yang digunakan untuk menghitung NPV adalah dengan mendiskonkan masing – masing periode arus masuk dan arus keluar dengan rumus :
Equation1
dimana:
t = waktu arus kas
i = suku bunga diskonto yang digunakan
Rt = arus bersih (Net Cash Flow) dalam waktu t
Pengertian Hasil Angka NPV:
    • NPV > 0 berarti investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan sehingga proyek dapat dijalankan.
    • NPV < 0 berarti investasi yang dilakukan merugikan perusahaan sehingga proyek tidak dijalankan.
    • NPV = 0 berarti investasi yang dilakukan tidak memberikan manfaat bagi perusahaan sehingga proyek bisa dijalankan atau tidak dijalankan tergantung aspek lainnya diluar faktor ekonomis.
Internal Rate of Return (IRR)
IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain).
Rumus yang digunakan untuk menghitung IRR adalah dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut :
Equation2
dimana r adalah IRR nilai yang dari dicari dari rumus tersebut. Cn adalah cashflow yang telah terdiskon.
Untuk mempermudah perhitungan IRR dapat dilakukan dengan pendekatan perhitungan dengan rumus sebagai berikut :
Equation3
Metode perhitungan IRR dengan rumus tersebut diatas merupakan perhitungan empiris yang hasilnya berbeda dengan rumus sebelumnya. Namun hal tersebut dapat ditingkatkan akurasi hasilnya jika rentang %lowrate dan %highrate diperkecil.
Umumnya perusahaan akan menentukan batasan minimum IRR yang diperbolehkan sehingga proyek investasi tersebut dapat dilaksanakan. Batasan minimum ini dapat disebut Weighted Average Cost of Capital (SOCC) atau ada yang menyebutnya Hurdle Rate. Topik ini akan dibahas bagian tulisan berikutnya.

Discounted Payback Period (Disc. PP)
Disc. PP adalah lamanya waktu dalam umur ekonomis proyek investasi yang diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi suatu proyek dari perhitungan arus kas yang telah didiskon berdasarkan WACC atau Hurdle Rate tertentu.
Contoh perhitungan Disc. PP adalah sebagai berikut :
Investasi sesuatu proyek membutuhkan dana sebesar US$ 10.000,- dimana keuntungan tiap tahunnya sebesar US$ 3.500,- selama 7 tahun kedepan. Maka dengan asumsi Hurdle Rate sebesar 9% maka proyek tersebut akan balik modal setelah 3,46 tahun. Angka tersebut diperoleh dari perhitungan sebagai berikut :
Equation4
Profitability Index (PI)
PI merupakan perbandingan antara present value cash inflow dengan present value cash outflow suatu proyek investasi.
Dari contoh yang sama dalam perhitungan Disc. PP diatas maka PI proyek tersebut diatas diperoleh dari penjumlahan Disc. Cashflow Year 1 s.d. 7 dibagi dengan Disc Cashflow Year 0. Adapun angkanya sebesar 1,76x. Yang dapat diartikan bahwa proyek tersebut sampai dengan akhir tahun ke 7 (tujuh) akan memberikan keuntungan kepada perusahaan sebesar 1,76x dari nilai investasi yang dilakukan.

Weighted Average Cost of Capital (WACC) dan Hurdle Rate
Ada beberapa perbedaan penyebutan batas minimum tingkat pengembalian suatu proyek investasi yaitu antara Weighted Average Cost of Capital (WACC) atau Hurdle Rate. Sebenarnya ada perbedaan yang mendasar antara WACC dengan Hurdle Rate.
WACC merupakan biaya rata – rata tertimbang dari modal sendiri (equity) dan modal pinjaman (debt) perusahaan. Sementara Hurdle Rate merupakan kelanjutan dari WACC yang ditambahkan premi (bernilai positif atau bernilai negatif) tertentu berdasarkan ketentuan perusahaan sehingga proyek investasi tersebut memiliki kewajiban keuntungan tertentu baru dapat dilaksanakan. Gambaran perbandingan WACC dengan Hurdle Rate dapat dilihat pada ilustrasi dibawah ini:
WACC Vs Hurdle Rate
Dalam menghitung detail WACC dapat mengikuti persamaan sebagai berikut :
Equation 10
dimana:
    • D     : Total Debt
    • E     : Total Equity
    • Ke    : Cost of Equity
    • Kd    : Cost of Debt
Sementara Cost of Equity adalah besar biaya bagi perusahaan untuk mempertahankan harga saham yang secara teori dapat memenuhi ekspektasi investor. Perhitungan Cost of Equity dinilai cukup rumit karena saham itu baru akan bernilai jika saham tersebut diperjualbelikan. Hal ini tidak seperti Cost of Debt dimana perusahaan harus membayar sejumlah uang dalam bentuk bunga yang jelas nominalnya.

Persamaan Cost of Equity adalah sebagai berikut :
Equation 11
dimana:
    • Rf               :  Risk Free Rate
Angka ini merupakan nilai % bunga yang dapat diperoleh tanpa adanya resiko seperti government bond dari negera-negara berkembang. Contoh U.S. Treasury Bills.
    • (Rm – Rf)   :  Equity Market Risk Premium (EMRP)
Angka ini merepresentasikan tambahan kompensasi kepada investor dari resiko penanaman modal kepada perusahaan yang bersangkutan.
    • Β                :  Beta Coeffecient
Angka ini menggambarkan bagaimana reaksi harga saham perusahaan terhadap pasar saham secara keseluruhan. Nilai Beta 1 berarti pergerakan harga saham perusahaan sejalan dengan pergerakan pasar saham. Apabila nilai beta dibawah 1 berarti harga saham perusahaan tersebut tidak berpengaruh terhadap folatilitas pasar saham atau dengan kata lain lebih stabil.
 Contoh dengan asumsi data sebagai berikut :
Grafik1
Data US Treasury Bond 10 tahun sebagai gambaran disamping ini diasumsikan sebesar 3%. Angka ini berarti Risk Free Rate. Selain itu investor menginginkan adanya delta tambahan return yang diharapkan dari perusahaan sebesar 2%. Untuk Beta Coeffecient berdasarkan data dari pengamat ekonomi dunia Aswarth Damodaran diperoleh informasi bahwa untuk Bank nilai Beta Coeffecient adalah sebesar 0,66.
Dari ketiga data diatas maka Cost of Equity suatu perusahaan adalah sebesar 4,32%.

Cost of Debt
Perhitungan Cost of Debt dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
Equation 12
dimana:
    • Wd    :  Tingkat bunga hutang perusahaan
    • T       : Corporate Tax
Contoh perusahaan memiliki kewajiban membayar global bond atas pinjaman utang sebesar 4% dan pajak perusahaan sebesar 25%. Atas kedua angka tersebut maka Cost of Debt perusahaan tersebut adalah sebesar 3,00%.
Dalam perhitungan WACC jika perusahaan tersebut memiliki dana ekuitas sebesar Rp. 250 Milyar dan dana hutang sebesar Rp. 500 Milyar, maka dari Cost of Equity sebesar 4,32% dan Cost of Debt sebesar 3,00% akan menghasilkan WACC sebesar 3,44% dari perhitungan sebagai berikut :
Equation 13
Nah dari WACC tersebut, pemimpin perusahaan dapat menambahkan / mengurangi dengan suatu nilai premi. Apabila diasumsikan preminya adalah sebesar 1% maka Hurdle Rate perusahaan tersebut adalah 4,44%.
Jadi apabila ada usulan investasi yang nilai IRR-nya dibawah Hurdle Rate maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai IRR-nya diatas Hurdle Rate maka proyek tersebut layak untuk dilaksanakan karena akan memberikan keuntungan kepada perusahaan.