Metode Monte Carlo adalah algoritma komputasi untuk
mensimulasikan berbagai perilaku sistem fisika dan matematika. Penggunaan
klasik metode ini adalah untuk mengevaluasi integral definit, terutama integral
multidimensi dengan syarat dan batasan yang rumit (source : http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_Monte_Carlo)
Nah bagaimana konteksnya dengan perhitungan ekonomi investasi?
Dalam blog ini saya mencoba memberikan gambaran sederhana yang diperoleh dari pengalaman bekerja selama ini. Sewaktu anda merencanakan suatu bisnis atau investasi pastilah ada asumsi - asumsi yang anda lakukan guna memproyeksikan bagaimana sih hasil dari bisnis atau investasi yang akan anda lakukan ini. Pertanyaannya adalah apakah anda yakin dengan asumsi - asumsi tersebut? logikanya tentunya tidak 100% akurat melainkan pendekatan yang anda perkirakan akan terjadi. Namun tentunya ada peluang untuk terjadinya meleset dari perkiraan.
Untuk itulah menurut aku perlu dilakukan simulasi Monte Carlo dimana asumsi - asumsi yang anda gunakan di-"simpangkan" kedalam kondisi terburuk (pesimistik) dan terbaik (optimistik). Sebagai contoh jika anda memulai bisnis jualan Martabak misalnya. Asumsi yang gunakan adalah omset loyang penjualan martabak sebesar 30 loyang maka simpangan asumsi tersebut pada kondisi pesimistik penjualan sehari misalnya sebesar 10 loyang dan pada kondisi optimistik penjualan sehari misalnya sebesar 50 loyang.
Analisa Sensitivitas Vs Analisa Monte Carlo
Dari contoh asumsi bisnis Martabak diatas, yang menjadi pertanyaannya adalah apa sih perbedaan antara analisa Monte Carlo dengan analisa Sensitivitas?
Sebenernya berdasarkan pengalaman sih mungkin dapat dibedakan dengan jelas perbedaan kedua analisa tersebut. Gampangnya untuk analisa sensitivitas, asumsi yang dilakukan "simpangan" atau asumsi yang diganti-ganti hanyalah 1 (satu) variable. Sementara Analisa Monte Carlo melakukan analisa dengan asumsi yang terdiri dari 1 (satu) atau lebih. Sehingga jika anda dalam melakukan analisa terdapat lebih dari 1 variable yang berubah-ubah atau tidak pasti tersebut disarankan untuk melakukan Simulasi Monte Carlo.
Kembali ke contoh Martabak diatas dengan ditambahkan asumsi keuntungan jual yang dimisalkan sebesar Rp. 15.000,- dan bervariasi dari Rp. 10.000,- s.d. Rp. 20.000,- serta investasi kios Martabak sebesar Rp. 500 Juta selama 3 tahun maka untuk melakukan analisa Monte Carlo dapat dilakukan dengan cara seperti :
- Susun design template perhitungan keekonomian sesuai dengan template dibawah ini.
- Siapkan sheet baru dan masukkan series 1 s.d. 300 (untuk 300x simulasi) dimulai dari A4. Pada cell B4, klik Data Tabel dan input pada coloum A4 untuk melakukan literasi 300 kali. Kemudian ada data analysis untuk statistic description dan histogram sehingga muncul tampilan seperti ini dibawah ini. JANGAN LUPA KONDISI SIMULASI HARUS DALAM KONDISI RANDOM!!!
- Dari hasilnya terlihat bahwa asumsi base / dasar yang digunakan dalam bisnis ini (volume 30 loyang/hari dan keuntungan Rp. 15.000,-) memiliki probabilitas untuk mendekati kearah kondisi pesimistik karena probabilitas simulasi dibawah WACC (14%) berkisar dari 29,67% s.d. 41,67%.
- Nah hasil ini tergantung dari pemegang keputusan untuk memutuskan apakah bisnis yang beresiko ini dilanjutkan atau dikaji ulang kembali karena masing - masing orang memiliki risk appetite yang berbeda - beda.

